Pendidikan
Terkait opini dan argumentasi terhadap dinamika perkembangan pendidikan
Relevansi Perjalanan Pendidikan Nasional
May 5, 2025
a. Mulai dari diri
Saya adalah seorang calon pendidik sekolah dasar yang ingin mengembangkan potensinya agar dapat menjadi pendidik yang profesional dengan cara mengikuti PPG Prajabatan.
b. Eksplorasi Konsep
Bahwa perkembangan pendidikan tidak serta merta melalui proses yang mudah, dimulai dari pandidikan sebelum masa kemerdekaan yang digunakan oleh belanda untuk memberikan keterampilan baca tulis hitung bagi para pekerja, hingga perjuangan kartini memperjuangkan kesetaraan hak untuk memperoleh hak pendidikan yang kemudian terbentuknya taman siswa yang memiliki dasar filosofi dari bapak pendidikan indonesia Ki Hajar Dewantara yang kemudian hasil pemikirannya digunakan sebagai selogan pendidikan di Indonesia “tut wuri handayani”.
c. Ruang kolaborasi dan Demostrasi Konstekstual.
Meskipun pendidikan telah mengalami perkembanganyang dinamis, namun nyatanya masih banyak sektor pendidikan yang masih terbelenggu. Seperti yang terjadi di daerah yang kurang adanya pemerataan fasilitas baik dari SDM maupun dari sarana dan prasarana untuk keterlaksanaanya pendidikan. Ada banyak hal yang menjadi solusi atas permasalahan yang menjadi belenggu dalam pendidikan di Indonesia salah satunya yaitu dengan meningkatkan kualitas SDM dan sarana prasarana.
Kontekstualiasi Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
May 5, 2025
Apa kekuatan konteks sosio-kultural (nilai-nilai luhur budaya) di daerah Anda yang sejalan dengan pemikiran KHD?
Jawab:
KHD menjelaskan bahwa dasar pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan di mana anak berada,sedangkan kodrat zaman bisa diartikan bahwa kita sebagai guru harus membekali keterampilan kepada siswa sesuai zamannya agar mereka bisa hidup, berkarya dan menyesuaikan diri. Pendidikan bertujuan untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, tuntunan yang bersifat menyeluruh dan tidak lepas dari aspek kebudayaan. Salah satu kebudayaan yang sering kita jumpai ialah wayang. Wayang menjadi sumber dari kearifan dan moral lokal Indonesia.
Wayang kulit merupakan warisan budaya adiluhung yang ditinggalkan oleh nenek moyang bangsa Indonesia. Tujuan pementasan wayang kulit terutama digunakan sebagai media menyampaikan pesan dari pemberi pesan kepada masyarakat. Nilai luhur yang tercermin pada wayang kulit ialah budaya gotong royong, berbudi luhur, menjunjung tinggi nilai etika. Nilai ini dapat dapat menjadi kontekstual sebagai penguatan karakter murid sebagai individu.
Selain wayang kulit terdapat juga budaya Topeng Malangan dimana kesenian tersebut tercatat sudah ada sejak jaman Kerajaan Gajayana yang dikenal dengan istilah Puspo Sariro, yang artinya adalah bunga dari hati yang paling dalam. Topeng pada masa itu merupakan bentuk dari simbol religiusitas.
Ciri khas topeng malangan terletak pada pemaknaan bentuk hidung, mata, bibir, warna topeng dan ukirannya. Untuk warna, topeng malang memiliki 5 warna dasar, yaitu merah, putih, hijau, kuning dan hitam. Dimana masing masing warna berfungsi sebagai simbol dari karakter topeng atau tokoh yang diperankannya.
Putih mewakili sifat jujur, suci dan berbudi luhur.
Kuning menggambarkan kemuliaan.
Hijau menggambarkan watak kedamaian.
Merah menggambarkan angkara murka, licik atau bisa juga keberanian.
Hitam menggambarkan kebijaksanaan.
Ukiran atau ragam hias pada topeng Malang, biasanya berupa urna di bagian kening. Melati, kantil, teratai jamang, pada bagian dahi dan irah-irahan atau tutup kepala yang mewakili sifat kebangsawanan. Adapun berbagai bentuk topeng malangan yang memiliki sifat dan karakter sebagai berikut :
Pada topeng Malang, tokoh topeng Klana, biasanya diidentifikasikan dengan mata bulat, hidung empok, gigi bagian atas tampak, dan berwarna merah. Karakternya adigang-adigung, agresif, keras, lugas dan tegas.
Tokoh topeng Panji, diidentifikasikan dengan mata sipit, hidung mancung kebawah, gigi bagian atas tampak dan berwarna hijau. Karakternya suka bertapa,sakti, bijak dan baik budi.
Tokoh topeng Punakawan, diidentifikasikan dengan topeng tidak menutupi seluruh wajah, hanya separuh wajah dan berwarna putih. Karakternya lucu, cuek, dan bijaksana.
Tokoh topeng Putri, diidentifikasikan dengan mata sipit, hidung mancung ke bawah, gigi tidak tampak dan berwarna putih. Karakternya, lembut ,rendah hati dan feminim.
Tokoh topeng Gunungsari, diidentifikasikan dengan mata sipit, hidung mancung kebawah, bibir tipis dan berwarna putih. Karakternya rendah hati, lembut dan agak feminim.
Tokoh topeng Sekartaji, diidentifikasikan dengan mata sipit, hidung mancung, bibir tipis dan berwarna putih. Karakternya, lembut, rendah hati dan feminin.
Tokoh topeng Ragil Kuning, diidentifikasikan dengan mata sipit, hidung mancung, gigi tidak tampak dan berwarna kuning. Karakternya lembut ,tegas dan pemberani.
2. Bagaimana pemikiran KHD dapat di kontekstualkan sesuaikan dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter peserta didik sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal sosial budaya di daerah Anda?
Jawab:
Dengan memahami makna dari budaya topengan malang, menerapkan ajaran Trikon dan Tri No. Berikut penerapan trikon sebagai usaha pembinaan kebudayaan nasional yang mengandung tiga unsur yaitu :
Dasar kontinuitas berarti bahwa budaya, kebudayaan atau garis hidup bangsa itu sifatnya kontinu atau berulang, bersambung dan tak terputus-putus. Hal ini sesuai dengan budaya malangan yang sudah dikenal sejak zaman Kerajaan Gajayana yang sekarang berkembangan menjadi identitas Malang Raya selain dengan kekayaan hasil bumi dan keindahannya.
Dasar konsentris berarti bahwa dalam mengembangkan kebudayaan harus bersikap terbuka, namun juga kritis dan selektif terhadap pengaruh kebudayaan yang ada di sekitar. Dalam mengembangakn budaya topeng malangan yang dulu dianggap sangat sakral dan hanya orang-orang tertentu saja yang dapat membuatnya, menyebabkan semakin sedikitnya pengerajin topeng malangan. Namun pemerintah daerah malang mulai mengembangkan di daerah asal pengerajin topeng menjadikan tempat tersebut menjadi desa wisata ataupun museum seperti museum pandji yang berada di kecamatan Tumpang Kabupaten Malang.
Dasar konvergensi mempunyai arti bahwa dalam membina karakter bangsa, bersama bangsa lain harus terbinanya karakter dunia sebagai kesatuan umat sedunia atau konvergen, tanpa harus mengorbankan identitas bangsa yang satu dan lainnya. Untuk membina karakter bangsa tanpa harus mengorbankan identitas, dapat dengan menerapkan konsep belajar Tri No, yaitu:
1. Nonton yaitu secara pasif dengan segenap panca indera. yaiyu denganmelakukan kunjungan museum topeng malangan lokal misalnya berkunjung ke museum Panji.
2. Niteni yaitu menandai, mempelajari, mencermati apa yang ditangkap panca indera. Guru dapat juga menjelaskan makna dari topeng-topeng malangan, mulain dari makna warna hingga jenis-jenis topeng malangan yang dapat diteladani budinya.
3. Nirokke yaitu menirukan yang positif untuk bekal menghadapi perkembangan anak. Kemudian siswa diajak untuk menirukan watak positif yang terdapat dalam topeng malangan.
3. Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku peserta didik di kelas atau sekolah Anda sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di daerah Anda yang dapat diterapkan.
Jawab:
menerapkan konsep belajar Tri No, dengan mengembangkan budaya topeng malangan disekolah yaitu:
1. Nonton yaitu secara pasif dengan segenap panca indera. siswa dikenalkan dengan buaya topeng malangan dan tariannya. Siswa mulai memahami bahwa Malang Raya juga memiliki budaya lokal sendiri yang tidak kalah unik.
2. Niteni yaitu menandai, mempelajari, mencermati apa yang ditangkap panca indera. Guru dapat juga memperkenalkan makna dari topeng-topeng malangan, mulai dari makna warna hingga jenis-jenis topeng malangan yang dapat diteladani budinya dapat dengan cara dengan festival budaya di bulan bahasa atau menunjukkan bentuk topeng malangan di dalam kelas serta memberikan keterangan makna setiap topeng.
3. Nirokke yaitu menirukan yang positif untuk bekal menghadapi perkembangan anak. Cara ini dapat digunakan oleh guru untuk mengajak siswa menirukan watak positif yang terdapat dalam topeng malangan. Selanjutnya, dengan kegiatan berupa menirukan, mencontoh, mengimplementasikan, melakukan sesuatu, dan berlatih dengan caranya sendiri, siswa akan mampu melestarikan budaya luhur ini, bahkan dapat mengembangkan budaya topeng malangan ini yang disesuaikan dengan perkembangan zaman tanpa menghilangkan unsur budaya aslinya.
Daftar Rujukan
Kemendikbud. 2018. Topeng Malangan : Seni Tradisi dari Malang Jawa Timur. diakses pada 07 November 2022 https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbyogyakarta/topeng-malangan/
Suparlan, H. (2015). Filsafat pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan sumbangannya bagi pendidikan Indonesia. Jurnal filsafat, 25(1), 56-74.
Pembelajaran Berdiferensiasi
Article Headline
November 10, 2022
Setelah menyimak video tersebut jawablah pertanyaan berikut:
1. Apakah dari video yang Anda lihat pengajaran guru tersebut sudah termasuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi? Jelaskan!
Sudah. Guru sudah menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Karena sudah didasarkan kebutuhan masing-masing siswa . Ini berkaitan dengan konsep pembelajaran berdiferensiasi dimana proses pembelajaran menyesuaikan pemenuhan kebutuhan belajar secara individu
2. Apakah guru tersebut sudah tepat dalam mengelompokan? Mengapa?
Sudah, karena guru tersebut sudah mengelompokkan sesuai dengan kemampuan siswa sehingga pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan kemampuan dan kesiapan belajarnya.
3. Pada video tersebut guru mengelompokan berdasarkan apa?
Berdasarkan kemampuan dan kesiapan belajar siswa dalam menerima materi baru.
4. Bagaimana guru tersebut dapat memvariasikan materi berdasarkan kebutuhan peserta didik? Jelaskan!
Berdasarkan tingkat kesiapan belajar, pada kelompok tiga dengan kesiapan belajar tinggi guru hanya memberikan penguatan dan motivasi kepada sisiwa. Pada kelompok yang memiliki kemampuan kognitif tinggi, lalu guru memberikan bimbinganintensif kepada kelompok dengan kesiapan belajar rendah dengan cara scafolding. Sedangkan pada kelompok menengah diberikan penguatan materi dan motivasi.